Komisi Ngota IX RI Rahmad Handoyo meminta gugus tugas Covid-19 di tingkat RT dan RW untuk berkolaborasi dengan penduduk, terutama dengan tokoh masyarakat, pemimpin agama, dan masyarakat di lingkungan. Tujuannya, sehingga kontrol Covid-19, termasuk untuk membangun protokol kesehatan (prokes) dalam lingkungannya, bantuan untuk isolasi independen (Isoman), agar lebih efektif dan optimal.
“Satuan tugas di tingkat RT-RW harus menjadi motor kontrol covid-19, karena gugus tugas harus dioptimalkan. Bagaimana, ya dengan melibatkan semua elemen masyarakat di lingkungan, termasuk tokoh masyarakat dan pemimpin agama. Ini perlu Untuk menyadari, kontrol Covid-19 dapat efektif jika dilakukan saling bekerja sama, “kata Rahmad dalam pernyataan pers-nya kepada parlements pada hari Jumat (30/7/2021).
Menyebutkan jumlah kematian yang masih tinggi dari ISMAN, politisi Perjuangan PDI ini percaya, jika hanya warga di tingkat RT dan RW yang kompak dan ingin bersama-sama menjaga lingkungan mereka dari ancaman Covid-19, maka tingkat kematian yang tinggi. dari Isoman dapat ditekan.
“Warga yang terinfeksi Covid-19 dan melakukan isolasi independen di rumah, tentu saja perlu dukungan dari orang-orang dekat di lingkungan mereka. Nah, jika penduduk kompak memberikan bantuan, dukungan, dan bantuan, percaya risiko kematian akan berkurang,” katanya. .
Rahmad mengatakan bantuan kepada Isoman sebenarnya tidak mudah, karena masih banyak masalah yang ditemukan di lapangan. Dia menjelaskan, Isoman yang mengalami kecemasan, mungkin mereka akan ditutup karena mereka merasa Covid-19 memalukan.
“Yah, dalam kondisi seperti itu harus ada gerakan dengan semua elemen masyarakat. Isoman harus dipantau hari demi hari sehingga mereka disiplin untuk menerapkan prokes. Perkembangan kondisi kesehatan mereka harus dibaca, sehingga petugas dapat mengambilnya. Langkah yang tepat dari penanganan berikutnya, “katanya.
Legislator Boyolali, Jawa Tengah, mengatakan bahwa berbagai masalah di lapangan dapat lebih mudah diatasi jika gugus tugas di tingkat RT dan RW melibatkan penduduk setempat, terutama para pemimpin masyarakat yang dipercaya oleh warga negara mereka.
“Kunci keberhasilan Kontrol Covid-19 juga bantuan kepada Isoman adalah komunikasi. Baik dalam proses komunikasi ini, para pemimpin masyarakat dapat memainkan peran aktif sehingga pada akhir gugus tugas RT / RW dapat mengendalikan Covid-19 di dalamnya lingkungan, “katanya.
Masih menurut Rahmad, keterlibatan semua elemen masyarakat dalam mengendalikan virus korona tidak dapat dinegosiasikan, mengingat saat ini penyebaran virus korona tidak lagi di tingkat kantor tetapi pada tingkat penyelesaian perumahan. “Sekarang transmisi virus Corona ada di desa, bahkan di perumahan, di rumah tangga. Karena itu tidak ada pilihan, gugus tugas Covid-19 di tingkat RT, RW harus dioptimalkan,” katanya.
Rahmad menekankan bahwa bangsa Indonesia tidak akan pernah keluar dari pandemi Covid-19, jika penanganan itu hanya dibebankan kepada pemerintah. Dia mengatakan, pemerintah hanya mengelola strategi perang melawan Covid-19, sementara implementasinya dilakukan dengan saling bekerja sama oleh semua elemen bangsa.
“Nakes kami tidak cukup untuk mengawasi Isoman. Rumah sakit kami tidak cukup untuk mengakomodasi ISMAN. Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja sama dengan strategi yang ditetapkan oleh pemerintah,” kata Legislator Distrik Electoral V Jawa Tengah.
Mengenai jumlah Isbi yang meninggal, kata Rahmad beberapa catatan. Dikatakan, selain pendidikan berkelanjutan bagi penghuni, pemerintah tentu harus meningkatkan produksi obat domestik. “Upaya untuk mengurangi mortalitas harus menjadi perhatian serius. Karena itu Isoman tidak dapat dibiarkan sendiri, harus selalu ada bantuan untuk konsultasi. Komunikasi dua arah adalah kata kunci,” katanya. (er / sf)
Baca juga : Presiden Ajak Seluruh Masyarakat Ikhtiar Melawan Pandemi Covid-19