Jakarta – Banyak orang yang kesulitan melalui pandemi COVID-19, tak terkecuali kaum disabilitas. Tantangan demi tantangan harus dihadapi dalam masa adaptasi kebiasaan baru. Seperti kebanyakan orang lainnya, para disabilitas juga harus belajar secara daring dari rumah. Hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah luar biasa.
“Karena tidak semua orang tua bisa mendampingi anak dan membutuhkan strategi-strategi sendiri. Belum lagi penggunaan-
penggunaan media digital,” ungkap Kepala Sekolah SLB/G Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala Budi Prasodjo dalam keterangan tertulis, Rabu (9/12/2020).
Dalam forum Dialog Produktif dengan tema ‘Disabilitas Berjuang Hadapi Pandemi’ yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Media Center KPCPEN, ia mengatakan agar proses belajar mengajar bisa berjalan baik, pihak sekolah harus melakukan kunjungan ke rumah siswa penyandang disabilitas selama masa pandemi.
“Pendamping datang ke rumah, memberikan contoh mendampingi anak-anak kami,” kata Budi.
Salah seorang fotografer penyandang disabilitas Achmad Zulkarnain mencoba bangkit dan menjadi inspirasi buat banyak orang. Di tengah pandemi ini, dirinya membuka kelas-kelas fotografi untuk membangun semangat banyak orang.
“Saya membuka kelas fotografi dasar, kemudian fotografi yang sifatnya komersial untuk memberikan peluang usaha dan spirit bagi banyak orang,” tuturnya.
Dengan hadirnya vaksin dan upaya pemulihan ekonomi nasional, Achmad berharap situasi segera dapat pulih dan membawa angin perubahan yang lebih baik lagi bagi para disabilitas.
“Kami berharap ada upaya dari pemerintah membuat UMKM yang dapat dikerjakan oleh teman-teman difabel di beberapa pelosok daerah,” pungkasnya.