ArahNegeri.com – Aksi unjuk rasa menolak RUU Pilkada di Gedung MPR/DPR RI pada Kamis (22/8/2024) siang semakin memanas ketika massa berhasil merobohkan pagar besi di gerbang utama.
Kelompok demonstran, yang sebagian besar diduga terdiri dari pelajar, menarik pagar dengan kekuatan hingga besi melengkung dan tembok tidak lagi mampu menahan dorongan.
“Memang kami tarik ramai-ramai,” ungkap seorang pelajar saat ditanya tentang cara mereka merobohkan pagar tersebut.
Sekitar pukul 14.39 WIB, pagar berhasil terbuka, menciptakan celah sekitar 1,5 meter. Meskipun ada kesempatan untuk masuk, massa memilih untuk tidak segera menerobos, melainkan meneriaki mahasiswa yang tengah berorasi di depan gerbang.
“Perwakilan mahasiswa, sini! Jangan cuma diam di situ,” teriak beberapa pelajar.
Hingga pukul 14.41 WIB, upaya pelajar untuk merobohkan pagar terus berlanjut. Seorang pelajar sempat masuk ke dalam Gedung DPR/MPR RI dan berbicara dengan polisi. Namun, massa pelajar tetap berusaha memperluas celah pada pagar, sementara mahasiswa belum juga mendekat ke lokasi tersebut.
Beberapa orang di antara massa juga mendorong pelajar untuk memperlebar celah di pagar besi.
“Buka lebih lebar, buka lebih lebar!” ujar seorang pria berambut panjang yang mengenakan baju batik. Pria itu tampak jauh lebih tua dari para pelajar.
Selain itu, seorang pria berpakaian hijau dan berseragam sipil terlihat membawa batu besar di kantong celananya. Seorang pelajar sempat meminta pria tersebut untuk mengeluarkan batu itu dari celananya.
“Bang, sudah jangan lempar batu lagi. Batu di celana itu, keluarkan saja!” kata pelajar tersebut.
Ternyata, di dalam celana pria itu terdapat batu seukuran dua kali kepalan tangan orang dewasa. Setelah ditanya, pria tersebut mengaku sebagai anggota TNI yang bertugas mengamankan aksi demonstrasi tersebut.
“Saya dari TNI untuk mengamankan di sini. Abang dari mana?” ujarnya kepada wartawan Kompas.com yang sempat dimintai air minum olehnya.
Situasi Semakin Panas
Setelah pagar besi berhasil dijebol, situasi di antara demonstran semakin tegang. Gerbang Pancasila juga berhasil dirobohkan oleh massa menggunakan tali. Massa kemudian berhasil merobohkan pagar besi di sisi selatan gedung. Dari lokasi tersebut, polisi pertama kali menembakkan gas air mata, namun asapnya justru tertiup ke dalam gedung, membubarkan kerumunan polisi.
Polisi terpaksa mundur untuk mencari air sebelum kembali berjaga. Di luar gedung, massa mulai melempari Gedung MPR/DPR RI dengan berbagai benda, terutama batu. Polisi dan TNI bersiaga dengan tameng mereka. Ketika beberapa demonstran mulai menyerang polisi, komando segera memerintahkan, “Pasukan, maju!”
Polisi dan TNI Melawan Massa Aksi
Polisi yang mendapat perintah maju segera menyerang massa. Beberapa polisi dan anggota TNI yang berada di belakang tameng ikut melemparkan batu yang sebelumnya dilemparkan ke dalam gedung. Terdengar seruan “Matiin! Matiin! Habisin!” dari beberapa polisi yang merasa aman di balik tameng.
Massa akhirnya berhasil dipukul mundur hingga ke perbatasan pagar besi di luar gedung. Setelah situasi agak mereda, mobil komando massa mulai mengajak mereka untuk masuk ke dalam gedung dengan tertib. Tidak lama kemudian, polisi datang dari arah Slipi untuk menekan massa. Di dalam gedung, polisi kembali bertindak represif, meski tidak ada yang terluka. Massa yang panik melarikan diri ke Tol Dalam Kota.
Massa Aksi Terpecah dan Dibubarkan
Situasi massa terpecah, sebagian tetap bertahan di dalam gedung DPR/MPR RI, sementara yang lain berkumpul di Jalan Gatot Subroto.
Sekitar pukul 18.58 WIB, aparat Brimob mulai menyerbu massa dari arah utara dengan membawa sekitar 20 motor dan tiga mobil polisi. Massa yang melihat situasi ini segera berlari, terutama setelah polisi beberapa kali menembakkan gas air mata.
Pada pukul 19.12 WIB, sekitar 25 polisi menyisir Jalan Gatot Subroto ke arah selatan untuk memastikan massa tidak kembali ke Gedung DPR/MPR RI. Di saat yang sama, polisi menembakkan gas air mata dari dalam gedung ke arah kerumunan di utara.
Massa yang masih berkumpul di utara sempat mencoba membobol pagar besi di selatan, namun berhasil dihalau oleh gas air mata.
“Lu tuh digaji sama rakyat, makanya belajar yang rajin,” kata seorang warga kepada polisi.
Di depan Gedung DPR/MPR RI, tidak ada tindakan represif yang signifikan, namun aparat tetap mengejar massa hingga ke Kantor Kemenpora dan Palmerah.
Baca Juga : DPR RI : 6 Prajurit TNI Gugur Diserang KKB Papua, 21 Belum Ada Kabar
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari ArahNegeri.com. Untuk kerjasama lainnya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.