Jakarta, Arahnegeri.com– Low Tuck Kwong, pemilik PT Bayan Resources Tbk (BYAN) asal Singapura yang telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi orang terkaya nomor 1 di Indonesia, menyalip Budi Hartono dan Michael Hartono (Duo Hartono), pendiri Grup Djarum. Kekayaan Low Tuck Kwong, berdasarkan real-time billionaires list di Forbes, Senin (26/12/2022) pagi mencapai US$ 25,2 miliar (Rp 392 triliun) atau menempati peringkat 1.
Bukan hanya Low Tuck Kwong yang mencetak kekayaan karena saham Bayan, ada seorang perempuan yang berhasil menjadi orang terkaya di Indonesia yakni Dewi Kam. Pendatang baru ini menduduki posisi ke-21 dari 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2022 versi Forbes.
Berdasarkan penjelasan Forbes, Dewi Kam meraih kekayaannya dari kepemilikan minoritas atau 10% saham Bayan Resources yang naik berkali-kali lipat sepanjang tahun ini. Kekayaan wanita 72 tahun ini mencapai US$ 2,2 miliar (Rp 35 triliun).
Baca Juga : Pemerintah Harus Tegaskan Pekerja Migran Indonesia
Berdasarkan data pasar, pada perdagangan Jumat (23/12/2022), saham BYAN telah melesat sejauh 600% secara year to date (ytd). Sebagai informasi, pemegang saham mayoritas Bayan Resources adalah Low Tuck Kwong sebanyak 60,93%.
Selain dari Bayan, Dewi Kam terlibat dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Keterlibatan Dewi Kam dalam hal ini dilakukan melalui PT Sumber Energi Sakti Prima (SSP), yang bermitra dengan PT Bosowa Energi dalam proyek tersebut. Dewi Kam juga merupakan sosok penting di balik keberadaan PLTU Cilacap yang dikembangkan PT Sumber Segara Primadaya (S2P).
Dewi juga tercatat merupakan pemegang saham Birken Universal Corporation dan Direktur Savill Universal Ltd yang berlokasi di Britisih Virgin Islands, dan pemegang saham Overseas Finance Ltd yang bertempat di Samoa.
Perempuan kaya Indonesia versi Forbes
Selain Dewi Kam, Arini Subianto menempati posisi orang terkaya ke-28 di Indonesia 2022 versi Forbes dengan kekayaan US$ 1,5 miliar atau Rp 23,4 triliun. Putri Benny Subianto yang meninggal pada Januari lalu ini mengambil alih kendali kerajaan bisnis bernilai jutaan dolar. Arini mengawasi investasi Persada Capital Investama di berbagai bidang mulai produk pengolahan kayu dan kelapa sawit hingga pengolah karet dan batu bara. Portofolio Persada mencakup saham minoritas di raksasa batub ara Adaro Energy.
Selain itu, ada Marina Budiman berada di posisi ke-44 dengan kekayaan US$ 1,04 miliar atau sekitar Rp 16,2 triliun. Marina Budiman merupakan salah satu pendiri dan presiden komisaris perusahaan pusat data DCI Indonesia. Dia mendirikan DCI pada tahun 2011 bersama Otto Toto Sugiri.
Marina pernah bekerja dengan Otto Toto Sugiri di Bank Bali pada tahun 1985 dan bergabung dengan Sigma Cipta Caraka pada tahun 1989. mendirikan Indonet, penyedia layanan internet pertama di Indonesia pada 1994.
Baca Juga : Saham Mayora Naik, Setelah Foto Elon Musk Pegang Kopiko Viral
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari arahnegeri.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.