Jakarta – Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) mengadakan acara halal bihalal dan knowledge sharing. Acara ini digelar pada Rabu (24/04), bertempat di Binus International University, Jakarta Pusat. Pendigitalan dan Pencerdasan Indonesia Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas menjadi tema utama yang diangkat dalam acara ini.
Acara Sharing Knowledge APIC 2024 menjadi lebih berharga dengan kehadiran Dr. Muhammad Jumadi sebagai moderator. Sebagai Sekjen APIC, Dr. Jumadi tidak hanya membawa pengalaman luas tentang digital dan kecerdasan bangsa, dengan kemampuan komunikasi yang luar biasa. Dengan gaya moderasi yang hangat dan informatif, beliau berhasil memfasilitasi dialog yang produktif antara para ahli dan audiens, menciptakan suasana yang inspiratif dan penuh dengan pengetahuan baru.
Dr. Hendrar Prihadi selaku Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Penasehat APIC yang di wakili Patria Susantosa selaku Direktur Sistem Pengadaan Digital PLT Deputi Transformasi Pengadaan Digital, membuka Knowledge Sharing dengan menjelaskan secara singkat mengenai LKPP atau Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang bertugas membangun kebijakan pengadaan barang termasuk digital.
Ada tiga lombang pengadaan digital yang termasuk di dalamnya mulai dari traditional procurement , digital procurement, electronic procurement (mengubah bisnis menuali menjadi bisnis digital).
Patria melanjutkan penjelasannya bahwa terdapat 3 fase dalam pemanfaatannya yaitu standar, cerdas dan advanced. Diharapkan dalam setiap fase tersebut ada perkembangan dalam pengadaan digital.
“Transformasi pengadaan tersebut harus dilakukan di seluruh negara dan organisasi. Transformasi pengadaan meningkatkan pencapaian nilai tambah (mudah, transparan, akuntabel, social benefit),” ujar Patria menjelaskan.
Ia juga menambahkan, bahwa pengadaan transformasi harus memiliki tujuan yang jelas untuk meningkatkan value.
“Transformasi pengadaan tujuannya harus clear, untuk meningkatkan value,” kata Patria lagi.
Transformasi pengadaan mencakup seluruh tiga aspek yang meliputi people, process dan technology. Transformasi digital pengadaan dapat dilakukan dengan pendigitalan dan pencerdasan melalui IoT, Big Data dan AI. Pengadaan jasa tersebut harus dilakukan melalui marketplace.
Dengan adanya fitur-fitur pendigitalan dan pencerdasan tersebut, membuat proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah. Dimana proses bisnis yang tadinya panjang seperti catalog, dapat di ubah menjadi seperti marketplace.
Patria pun menjelaskan dampak luar biasa dari proses bisnis yang dilakukannya. Isu yang harus menjadi perhatian adalah usaha pengadaan IT yang tadinya kecil harus semakin berkembang.
Hasilnya, dari produk katalog di 2022 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat dari jumlah produk yang naik menjadi 2.493.531, jumlah penyedia 69.630, dan jumlah transaksi yang lebih dari 80 triliun.
“Dengan angka yang sangat besar, LKPP dapat membuat e-commerce yang cukup besar,” ucapnya.
Dengan ekspektasi publik yang tinggi terhadap e-commerce yang ada di Indonesia dengan setiap fitur terbarukan seperti rating, gratis ongkir, hal ini perlu dijadikan dasar untuk transformasi untuk merubah cara pengadaan digital.
Bukan hanya merubah yang manual menjadi digital, namun juga memperhatikan 4 jurus yaitu mendigitalisasi product dan servicenya, operation, organisation, serta customer engagement-nya.
Penulis : Gege
Editor : Dian