Arah Negeri – Sumpah Pemuda dibentuk oleh ikrar dari para peserta pada Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 2022. Keputusan itu pula yang menegaskan akan persatuan Indonesia.
Seperti diketahui, Sumpah Pemuda diikuti oleh berbagai perwakilan kelompok pemuda seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatranen, Jong Ambon, dan perkumpulan pemuda yang lain. Hingga kemudian berbagai kelompok pemuda itu bersatu dan memiliki nama baru yaitu Jong Indonesia.
Lantas seperti apa sejarah terbentuknya Jong Java? Berikut ulasan selengkapnya:
Baca Juga : Ketum PKB Maknai Sumpah Pemuda, Kaum Muda adalah Energi Perubahan Bangsa
Tri Koro Darmo
Jong Java awalnya bernama Tri Koro Darmo. Gerakan itu didirikan pada 7 Maret 1915 di Gedung Budi Utomo, Yogyakarta. Awal pencetus dari gerakan itu adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo.
Maksud dari didirikannya gerakan itu adalah untuk menjadi tempat latihan bagi calon-calon pemuda nasional. Yang banyak menjadi anggota dari Jong Java ini adalah murid-murid sekolah menengah yang kebanyakan berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pada kongres pertama di Solo pada 12 Juni 1918, nama gerakan itu diubah menjadi “Jong Java”. Pengikutnya pun lebih luas yaitu melingkupi Jawa Barat, Madura, dan Bali.
Tujuan Perkumpulan
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, maksud dan tujuan dibentuknya Jong Java adalah untuk membangun persatuan Jawa Raya yang akan dicapai antara lain dengan mengadakan ikatan yang baik di antara murid-murid sekolah menengah bangsa Indonesia. Maka dalam kongres kedua di Yogyakarta pada tahun 1919, acara itu mendapat kunjungan besar dan membahas banyak hal seperti mengubah bahasa Jawa agar lebih demokratis, kedudukan wanita Sunda, sejarah tanah Sunda, dan sebagainya.
Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres ketiga di Solo, dan tahun 1921 diadakan kongres keempat di Bandung. Dalam kedua kongres itu, tujuannya masih sama, yaitu membangunkan cita-cita Jawa Raya dan mengembangkan rasa persatuan antar suku-suku bangsa di Indonesia.
Dalam semua kongres itu, tidak disebutkan bahwa Jong Java tidak akan ikut dalam aksi politik. Namun pada kongres kelima di Solo pada 1922, disebutkan bahwa Jong Java tidak akan mencampuri politik.
Pengaruh Politik
Dalam kongres selanjutnya, Jong Java mau tidak mau harus mendapatkan pengaruh politik. Pengaruh politik pertama yang masuk ke Jong Java adalah Serikat Islam (SI) di bawah pimpinan Haji Agus Salim.
Dalam kongres tahun 1924, pengaruh SI itu begitu kuat hingga Jong Java nyaris terbelah. Sehingga mereka yang tetap mempertahankan pendiriannya meninggalkan perkumpulan dan mendirikan “Jong Islamiten Bond”.
Dalam kongres Jong Java tahun 1926 di Solo, dibuat surat bulat tujuan perkumpulan adalah memajukan rasa persatuan para anggota dan semua golongan bangsa Indonesia. Mereka akan bekerja sama dengan perkumpulan pemuda Indonesia lainnya untuk ikut serta dalam menyebarkan dan memperkuat paham Indonesia bersatu. Salah satu andilnya adalah ikut menjadi bagian dalam pembuatan Sumpah Pemuda.
Baca Juga : Waspada Varian Baru XBB Covid-19 Masuk Indonesia, Menparekraf: Wisata di Dalam Negeri Saja
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari arahnegeri.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.