Site icon Arah Tujuan Negeri

Bank Indonesia Bahas Nasib Dolar, Prediksi Kebijakan The Fed Makin Agresif

Arah Negeri – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan Fed Fund Rate (FFR) berpotensi meningkat ke level 4,5 persen pada akhir 2022. Pasar keuangan global masih diliputi ketidakpastian yang tinggi, terutama dengan adanya langkah agresif bank sentral di banyak negara, terutama Amerika Serikat (AS)

“Kami perkirakan FFR masih akan naik puncaknya bisa 4,5 persen pada akhir tahun ini, bahkan ada prediksi lebih tinggi,” katanya dalam acara Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu 19 Oktober 2022.

Perry menyampaikan bahwa langkah the Fed yang masih agresif tersebut menambah ketidakpastian di pasar keuangan, terutama di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Kenaikan suku bunga the Fed telah mendorong penguatan dolar AS sehingga menekan mata uang seluruh negara di dunia.

Baca: Analis Ini Yakin Pasar Keuangan RI Aman dari Resesi Global, Alasannya?

“Tahun ini dolar AS menguat, apresiasi 19,20 persen, indeks dolar AS sekarang 114. Ini sangat tinggi di sepanjang sejarah, bahkan kalau kita ukur sejak setahun terakhir sudah terjadi penguatan 20,25 persen,” jelasnya.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa kondisi nilai tukar dan pasar modal domestik cenderung terkoreksi di tengah sentimen kenaikan suku bunga the Fed yang tetap agresif mengingat inflasi di AS masih cenderung tinggi. 

Oleh karena itu, dia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Oktober ini sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen.

Dia menjelaskan, keputusan kenaikan suku bunga acuan tersebut diperlukan untuk menjangkar ekspektasi inflasi, khususnya second round effect dari penyesuaian harga BBM pada September lalu.

Selain itu, kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin tersebut juga untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga the Fed yang diperkirakan lebih agresif pada November 2022 menyusul data inflasi yang masih tinggi di AS.

“Kenaikan BI7DRR [BI-7 Day Reverse Repo Rate] juga merupakan langkah preemptive mengantisipasi kenaikan suku bunga Fed pada bulan November mendatang sebesar 75 basis poin menjadi 4 persen,” katanya.

Baca: Indonesia Masuk Daftar 31 Negara Bakal Resesi Tahun Depan

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari arahnegeri.com Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.

Exit mobile version