Jakarta – Untuk mendukung dan mensukseskan percepatan vaksinasi sebagai tuan rumah World Superbike International Race November di Nusa Tenggara Barat (NTB), Komite Kesembilan DPR RI memberikan tambahan 50.000 dosis rapid antigen kit, total 50.000 .
Bantuan tersebut dipimpin oleh Panitia Kesembilan Panitia Kesembilan DPR RI yang dipimpin oleh Charles Honoris, Wakil Ketua Panitia Kesembilan, pada Kamis (9/9/2021).
Charles mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk bekerja sama dengan semua sektor masyarakat untuk mendukung upaya percepatan vaksinasi. “Hari ini kita bawa lagi 50.000 dosis vaksin Covid-19 untuk mempercepat vaksinasi NTB.
Karena kita juga bertanggung jawab memantau distribusi vaksin. Selain itu, antigen cepat ini diperlukan untuk meningkatkan jumlah tes dan tracking. NTB untuk menekan angka penularan Covid -19,” jelas Charles.
Senada dengan Charles, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati mendorong Pemprov NTB bersinergi dengan Kemenkes untuk melakukan segala upaya menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi dalam proses percepatan vaksinasi. “Mengenai cold chain (rantai dingin) merupakan sebuah sistem rantai pasok vaksin yang mempertimbangkan tingkatan suhu dalam prosesnya. Ini perlu diperkuat agar kualitas vaksin terjaga dan tidak menggangu alur distribusi vaksin,” kata Elva.
Legislator Dapil Bengkulu ini menegaskan Komisi IX DPR RI meminta pemerintah mengambil langkah-langkah strategis untuk memperbaiki sistem dan tata kelola vaksin Covid-19, khususnya distribusi vaksin sampai ke sentra vaksinasi yang saat ini masih belum optimal pelaksanaanya.
Di lain pihak, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan untuk menyukseskan berbagai gelaran internasional di NTB, seperti World Superbike dan MotoGP di sirkuit Mandalika, tentu dengan mempercepat program vaksinasi yang ditargetkan harus mencapai 70 persen. “Percepatan vaksinasi merupakan fokus NTB saat ini. Kami mengapresiasi Komisi IX DPR RI yang mendukung program vaksinasi di NTB,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya terus mendorong percepatan vaksinasi di wilayah itu. Hanya saja, sering terkendala ketersediaan vaksin dari pusat. “Kami siap melakukan vaksinasi, sekarang tinggal ketersediaan vaksin saja yang kurang,” pungkasnya. (oji/es)