Jakarta – Anggia Erma Rini, Wakil Ketua Panitia IV, mengatakan mengingat Indonesia, khususnya Kabupaten Kediri, memiliki industri pengolahan lada dengan kapasitas produksi yang cukup, maka harga lada harus stabil.
Menurutnya, untuk mencapai stabilitas seperti itu, petani perlu didorong untuk memenuhi kebutuhan industri. Anggia mengatakan usai memimpin rapat khusus Komite IV DPR RI.
“Kami menyatukan petani dan industri agar mereka dapat berasimilasi dengan pemerintah daerah sesegera mungkin atau bahkan lebih awal untuk mendidik masyarakat untuk memenuhi kebutuhan industri.” Kamis (9 September 2021) Tim kunjungan kerja PT Ayo Tani di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Selain itu, Anggia menilai kerjasama antara petani lada dan industri sangat diperlukan dan akan membantu menyerap pasokan lada Indonesia. Sebab, melalui industri, cabai dapat diolah menjadi berbagai produk olahan yang bernilai tinggi, seperti sambal.
Untuk itu, menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut, petani cabai perlu didorong agar dapat meningkatkan kapasitasnya untuk industri. “Dan segala infrastruktur kayak tadi ada salah satu kepala desa mengatakan tentang jalan usaha taninya yang perlu diperbaiki, seperti itu,” ungkap Anggia.
Selain itu, komunikasi dengan Kementerian Perdagangan terkait persoalan harga cabai juga dinilai perlu ditingkatkan. “Komunikasi dengan Kementerian Perdagangan juga merupakan bagian yang tak terhindarkan barkaitan dengan harga,” tambah legislator dapil Jawa Timur IV ini.
Terkait stok, Anggia menilai seharusnya Indonesia sudah tidak perlu lagi mengimpor cabai dari luar negeri. “Produksi cabai (dalam negeri) luar biasa gede (besar), apalagi pasta (cabai), memang kita tidak punya mungkin secara nasional kita tidak punya industri yang gede, tetapi kita sebenarnya bisa dorong,” tutup Anggia. (bia/sf)