Site icon Arah Tujuan Negeri

DPR dorong Pemerintah segera atasi kelangkaan oksigen

DPRdorongPemerintah segera atasi kelangkaan oksigen

Petugas mempersiapkan tabung gas oksigen yang telah disi ulang untuk keperluan medis, di salah satu pabrik pengisian oksigen dikawasan Cakung, Jakarta Timur, Jumat (2/7/2021). Pemprov DKI Jakarta mengerahkan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk membantu mempercepat proses pendistribusian tabung oksigen ke sejumlah rumah sakit seiring meningkatnya kasus terkonfirmasi COVID-19 di wilayah Jakarta. BeritaSatuPhoto/Joanito De Saojoao.

Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani mendorong pemerintah segera mengatasi kelangkaan oksigen untuk pasien Covid-19 yang terjadi pada sejumlah daerah, khususnya Pulau Jawa & Bali. Menurut Puan, kasus kelangkaan ini mampu ditangani lebih baik dengan penggunaan teknologi informasi digital terkait pendataan kamar rumah sakit dan oksigen.

“Selain menipisnya ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, saat ini persoalan yang tak kalah mendesak untuk diatasi ialah kelangkaan oksigen bagi pasien Covid-19. Pemerintah pusat harus bergerak lebih sistematis dan cepat untuk mengatasinya karena berdampak pada keselamatan pasien yang tengah dirawat,” kata Puan dalam keterangan kepada wartawan, Senin (5/7/2021).

Ia menerangkan, kelangkaan oksigen ini tidak bisa diatasi dengan cara-cara reaktif semata, tetapi harus diantisipasi sedini mungkin. Pemanfaatan teknologi informasi digital secara maksimal harus dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dan transparan hingga ketersediaan tempat tidur rumah sakit dan oksigen di berbagai kota bisa dipetakan.

“Dengan pendataan dan pemetaan ini, bila diketahui ketersediaan oksigen di suatu kota sudah mulai menipis, bisa dikirim dari kota terdekat atau disuplai dari pemerintah pusat sehingga oksigen tidak sempat habis lebih dulu,” tutur politisi PDI-Perjuangan ini.

Puan juga mendesak pemerintah segera mengeksekusi kebijakan mengalihkan oksigen untuk kebutuhan industri menjadi oksigen medis. Selain itu, pengawasan terhadap rantai pasokan oksigen dari produsen ke konsumen juga disebutnya mesti menjadi perhatian pemerintah.

“Pemerintah sudah memutuskan 90 persen produksi oksigen nasional akan digunakan untuk kebutuhan medis. Kebijakan ini harus segera dieksekusi demi mengantisipasi situasi darurat seiring terus meningkatkan kasus Covid-19 dan kebutuhan oksigen di rumah sakit,” ucap Puan.

Selain itu, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini meminta agar pemerintah mengawasi juga pasokan oksigen dari produsen ke konsumen, hingga tak terjadi penumpukan di satu pihak dan kekurangan pada pihak lainnya. “Saat ini, kekurangan oksigen banyak dialami oleh rumah sakit di Pulau Jawa sehingga pengalihan sementara persediaan oksigen dari luar wilayah ke Pulau Jawa juga bisa menjadi pertimbangan,” kata Puan

Sebagaimana diketahui, kelangkaan oksigen memang menjadi persoalan mendesak untuk diatasi beberapa waktu terakhir. Salah satunya seperti yang baru-baru ini dialami RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang sampai mengirimkan surat kepada Kementerian Kesehatan untuk menambah pasokan oksigen demi keselamatan pasien. Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) juga menyebutkan bahwa setidaknya ada lima provinsi yang mengalami kondisi kelangkaan oksigen medis, yakni Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, dan Banten.

Puan mengingatkan agar upaya mengatasi kelangkaan oksigen ini tak cuma difokuskan kepada pasokan bagi rumah sakit mengingat banyak anggota masyarakat yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing juga membutuhkan oksigen.

“Terapi oksigen sangat dibutuhkan oleh pasien kategori berat Covid-19 yang sedang dirawat di ruang ICU untuk menjaga saturasi oksigennya. Karena itu, pasokan oksigen memang diprioritaskan untuk mereka,” kata Puan.

Di samping itu, ada juga masyarakat penderita Covid-19 bergejala sedang yang menjalani isolasi mandiri di rumah dan membutuhkan oksigen. “Ada baiknya pemerintah mempertimbangkan untuk menyelenggarakan sentra-sentra isi ulang oksigen demi memenuhi kebutuhan mereka,” tutup Puan. 

Baca juga : Hari Kedua PPKM Darurat, Polisi di Blitar Tindak Tegas Warga yang Melanggar

Exit mobile version