Merdeka.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan peninjauan vaksinasi massal di Gedung Serba Guna Lanud Adi Sujipto, Yogyakarta. Kunjungan ini dilakukan bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, vaksinasi massal itu ditargetkan 1.000 orang. Ia juga mengaku siap untuk memfasilitasi seluruh elemen masyarakat yang ingin mengadakan kegiatan vaksinasi massal. Menurutnya, hal itu sebagai upaya untuk akselerasi pembentukan Herd Immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus corona.
“Apabila ada masayarakat berminat untuk mengadakan vaksinasi, TNI-Polri akan membantu untuk memberikan fasilitas dan menyiapkan vaksin sehingga akselerasi terbentuknya Herd Immunity segera tercapai,” kata Sigit di Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta (8/7).
Mantan Kabareskrim Polri ini juga mengajak elemen masyarakat ataupun mahasiswa yang menempuh jurusan Kedokteran di DIY, untuk turut serta dan berperan aktif dalam proses vaksinasi massal tersebut.
Menurutnya, semakin banyak kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat. Maka target dari Pemerintah untuk menciptakan Herd Immunity bakal segera terealisasi dengan cepat.
“Oleh karena itu, dalam kesempatan ini seperti di Yogya banyak sekali Universitas seperti Kedokteran atau tempat lain yang memang memilik tenaga kesehatan, dipersilahkan bagi yang mau bergabung dan mau membantu kegiatan vaksinasi yang diadakan oleh pemerintah baik TNI-Polri dan Dinkes setempat,” ungkapnya.
Usai meninjau vaksinasi, rombongan tersebut pun langsung menuju ke pos penyekatan Prambanan, Yogyakarta, yang berlokasi di Jalan Solo TWC, Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu, Sigit kembali memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat soal perlunya dilakukan kebijakan penyekatan. Menurutnya, hal itu sebagai strategi untuk menekan mobilitas masyarakat, sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona.
“Upaya yang kami laksanakan salah satunya adalah pembatasan mobilitas karena salah satu kunci penanganan Covid-19 yaitu pembatasan mobilitas,” jelasnya.
Dari hasil tinjauannya, papar Sigit, dalam proses penyekatan belakangan masih ditemukan kemacetan dan kepadatan. Namun, kejadian di awal kebijakan itu lantaran masih adanya warga yang masih belum memahami soal kategori esensial dan kritikal terkait syarat pelaku perjalanan.
Setelah dilakukan sosialisasi yang masif, saat ini masyarakat sudah jauh lebih memahami soal kategori sektor tersebut. Serta, adanya kesadaran masyarakat tentang apa yang dilakukan ini berdasarkan tujuan untuk menyelamatkan seluruh rakyat Indonesia.
“Oleh karena itu, perlu di sosialisasikan dan hari ini Alhamdulillah masyarakat perlahan sudah mulai paham bahwa yang boleh bekerja yang esensial dan kritikal. Semua yang kami lakukan ini adalah demi keselamatan rakyat,” tutupnya. [bal]