Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap hasil investigasinya terkait tewasnya 6 laskar FPI di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Dari hasil temuan di lapangan dan keterangan sejumlah saksi, peristiwa berdarah itu tak mungkin terjadi jika mobil laskar FPI tak tunggu polisi.
Investigasi Komnas HAM dalam peristiwa ini dimulai dengan turun ke lokasi kejadian. Lalu menemukan sejumlah benda yang diduga terkait dalam peristiwa penembakan laskar FPI.
Dari situ penyelidikan diperluas dengan pemeriksaan CCTV yang dimiliki oleh Jasa Marga. Total ada 9.942 video yang merekam jalan tol dan pintu gerbang keluar masuk yang terkait peristiwa KM 50. Dari kumpulan video itu lalu di-capture menjadi beberapa foto yang jumlahnya sampai 137.548.
Adapaun rekaman suara yang didapat Komnas HAM dari pihak FPI dan Polisi. Dari pihak FPI didapat voice note sejumlah 105 percakapan. Sedangkan dari polisi voice note yang diperoleh dari HP (handphone) korban sejumlah 172 rekaman dan 191
transkripnya.
“Untuk membuat terangnya peristiwa TIM telah melakukan pemeriksaan dan pengujian barang bukti berupa,” ujar Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, dalam jumpa persnya, Jumat (8/1/2021).
“Pemeriksaan voice note dan transkrip, rekaman suara serta linimasa digital. Dilakukan secara manual dan dikonfirmasi kepada saksi yang berbicara dalam voice note yang masih hidup tersebut, termasuk di dalamnya meminta penjelasan konteks dan lokasi,” sambung dia.
Dari hasil pemeriksaan barang bukti itu didapat, Anam memaparkan, terungkap fakta adanya momen laskar FPI sempat menunggu mobil polisi yang melakukan pembuntutan.
“Terdapat konteks kesempatan untuk menjauh oleh mobil FPI dari petugas, namun malah mengambil tindakan menunggu mobil petugas. Jadi setelah kami crosscheck voice note terus melihat titik-titik di lapangan terus juga melihat linimasa salah satu temuannya di samping eskalasi adalah terdapat konteks kesempatan untuk menjauh oleh mobil FPI dari mobil petugas, namun malah mengambil tindakan untuk menunggu mobil petugas tersebut,” kata Anam.
Anam menuturkan saat kejadian antara mobil laskar FPI yang mengawal Habib Rizieq Shihab dan mobil polisi sempat berjarak saat keluar dari pintu Tol Karawang Timur. Disebutkan, dua mobil laskar FPI kala itu memiliki kesempatan untuk menjauh, tapi justru memilih menunggu.
“Mobil FPI berhasil membuat jarak dan memiliki kesempatan untuk kabur dan menjauh namun mengambil tindakan untuk menunggu. Akhirnya mereka bertemu kembali dengan mobil petugas K-9143-EL serta dua mobil lainnya, yaitu B-1278-KJG dan B-1739-PWQ,” tuturnya.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya: