Jakarta – Munculnya narasi ‘Anies diejek Mega‘ di soal ujian SMP di Jakarta menjadi polemik setelah banjir kritik. Masalah ini pun dibawa dalam rapat DPRD DKI Jakarta yang berkantor di Jalan Kebon Sirih.
Awalnya soal ujian yang berisi konten nama yang mengarah pada Anies Baswedan dan Megawati Soekarnoputri tersebut beredar dan ramai dibahas di media sosial Twitter hingga grup WhatsApp masyarakat. Terlihat ada dua soal ujian dengan jawaban pilihan ganda. Kedua soal tersebut mengandung nama-nama pejabat politik, salah satunya Anies. Salah satu soal bahkan menyinggung nama Mega yang disebut selalu mengejek Anies.
Pada jawaban kedua soal tersebut digambarkan Anies sebagai sosok yang ‘amanah’ dan ‘sabar’. Meski demikian, belum jelas soal tersebut dibuat oleh pihak sekolah atau bukan.
Terlihat, foto itu merupakan potret dari layar monitor komputer jinjing yang menampilkan soal pilihan ganda.
Pemprov DKI Jakarta telah mengakui bahwa soal ujian itu dibuat oleh guru di DKI Jakarta. Kepala Dinas Pendidikan Pemprov DKI Jakarta Nahdiana mengungkapkan soal tersebut dibuat karena terdapat unsur kompetensi pada mata pelajaran mengenai pembentukan karakter, integritas, sabar dan tanggung jawab.
Hal itu ditemukan setelah tim melakukan penelusuran dan konfirmasi kepada kepala sekolah dan guru yang membuat soal ujian pada sekolah yang bersangkutan.
Nahdiana mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengimbau guru untuk membuat soal yang menyebutkan nama pejabat publik. Dia juga meminta guru yang membuat soal tersebut untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Pemprov DKI Jakarta pun telah menegur guru yang membuat soal ‘Anies diejek Mega‘ tersebut. Tak cukup sampai di situ, DPRD DKI lalu memanggil Kadisdik, Kepala Sekolah SMPN 250 Cipete, hingga guru pembuat soal.
DPRD DKI Panggil Kadisdik Hingga Kepsek
Pemanggilan itu berlangsung pada Selasa (15/12/2020) mulai pukul 14.00 WIB. Sekretaris Komisi E Johnny Simanjuntak mengatakan Dinas Pendidikan seolah-olah menganggap persoalan ini biasa saja. Hal ini, katanya, terlihat dari keterangan resmi yang ditulis dinas pendidikan beberapa waktu lalu.
“Pengawasan jangan seolah-olah ini persoalan biasa, itu terlihat dari press release dinas pendidikan ketika mengatakan kemarin telah memanggil sang guru dan kebetulan memang konten dari soal itu adalah menyangkut soal masalah karakter kejujuran hanya namanya saja yang bersamaan,” tuturnya.
Selain Kadisdik, Jhonny membeberkan pihak Komisi E juga memanggil kepala sekolah SMPN 250 Cipete, Jakarta Selatan. Dia menyebut hal ini dilakukan untuk mengklarifikasi soal ujian yang dinilai sarat dengan politik praktis itu.
“Bahan ujian untuk siswa SMPN 250 Cipete yang tidak edukatif, tidak netral dan sarat dengan politik praktis,” katanya.
Ketua DPRD DKI Marah
Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, mendadak hadir di rapat Komisi E yang membahas heboh soal ujian ‘Anies Diejek Mega‘. Prasetio marah dan mencecar guru pembuat soal tersebut yang bernama Sukirno.
“Kok bapak bisa membuat satu soal yang mungkin di pikiran, di otak bapak itu bukan provokasi. Tapi setelah dibaca itu kan sebuah doktrin,” kata Prasetio di Ruang Rapat Komisi E DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (15/12/2020).
Bahkan, Prasetio mengatakan bakal membawa urusan ini ke polisi. Dengan nada tinggi dan suara keras, politikus PDIP ini kembali mencecar Sukirno apakah dia hendak melakukan provokasi.
“Apa memang sengaja Bapak mau memprovokasi ini dengan situasi Jakarta yang sedang hangat ini, mau hancur Jakarta?” kata Prasetio.