Detik.com- Jakarta – Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mengungkapkan bertambahnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) di tengah resesi ekonomi tidak bisa terelakan lagi. Menurut dia, peningkatan jumlah pengangguran menjadi dampak dari pandemi COVID-19.
Hal ini diungkapkannya saat menjadi pembicara di Polemik Trijaya tentang Efek Resesi di Tengah Pandemi, Sabtu (7/11/2020).
“Memang tidak terelakkan dampak COVID ini memukul dunia usaha, banyak orang kehilangan pekerjaan,” kata Prastowo.
Untuk menanggulangi kejadian tersebut, Prastowo bilang pemerintah sudah menyiapkan tiga respon. Pertama, menangani masalah kesehatan. Kedua, perlindungan sosial. Ketiga, dukungan kepada para pelaku UMKM.
“Untuk UKM juga ada dukungan, kuncinya ada di kelas menengah atas, ketika PSBB dilonggarkan diharapkan memberikan dampak positif pada penciptaan lapangan kerja baru, mereka bisa berani konsumsi, traveling dijaga dan difasilitasi, karena tidak mungkin bergantung pada stimulus,” ujarnya.
Prastowo mengaku bahwa pemerintah kelabakan dalam menghadapi pandemi Corona yang baru pertama kali terjadi di Indonesia bahkan dunia.
Namun demikian, Prastowo mengungkapkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini juga dalam tren pembalikan. Dia menyebut, ada perbaikan yang terjadi di kuartal III-2020 meskipun pertumbuhan ekonominya masih minus 3,49%.
“Pemerintah mengakui di awal kita kelabakan tidak ada yang siap melakukan ini, tapi kita punya respon yang bagus. Jadi yang penting bukan mempersoalkan resesi, tapi bagaimana respon kebijakannya. ini sudah berada pada jalur yang benar, tinggal melakukan fokus dan akselerasi,” ungkapnya.