Site icon Arah Tujuan Negeri

Kaleidoskop Keamanan Siber Di Indonesia Tahun 2022

JAKARTA, Arahngeri.com – Dunia siber Indonesia diwarnai banyak kejadian menghebohkan sepanjang tahun 2022 ini, khususnya berkaitan dengan isu keamanan data.

Berbagai kasus sudah muncul sejak awal-awal bulan tahun 2022, sampai akhirnya membuat Pemerintah melahirkan UU No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) sekitar bulan September.

Satu yang paling menghebohkan tentu saja munculnya seorang peretas yang memperkenalkan dirinya dengan nama Bjorka. Di mana sejak pertengahan tahun 2022, peretas yang hingga kini identitas aslinya belum terungkap itu, berhasil meretas website Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta mencuri data dari berbagai aplikasi seperti pedulilindungi, mypertamina, PLN, sampai data registrasi sim card Kominfo untuk dijual di forum online.

Tindakan Bjorka yang berlangsung beberapa bulan itu, membuat banyak masyarakat heboh dan semakin skeptis tentang keamanan datanya di berbagai database lembaga Pemerintahan.

Namun di sisi lain, kemunculan Bjorka juga bisa dikatakan merupakan salah satu pendorong utama disahkannya UU PDP. Termasuk juga dinaikkannya anggaran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Sehingga tak sedikit yang menilai aksi Bjorka memang dilakukan agar UU PDP disahkan dan anggaran BSSN dinaikkan.

Dalam keterangannya, Senin (26/12), pakar keamanan siber Pratama Persadha menyampaikan bahwa tuduhan pada Bjorka tersebut dinilainya berlebihan. Karena pada dasarnya Bjorka adalah pemain lama dalam jual beli data leaks, yang sebelumnya kerap muncul di raidforums dan breached.to.


“Bahkan setelah Bjorka dituduh sebagai aktor untuk menaikkan anggaran BSSN, dia langsung mengupload data pribadi Kepala BSSN sekedar untuk membuktikan bahwa dia bukan state actor,” yakin Pratama.

Menurutnya hikmah dari kehadiran Bjorka adalah seluruh mata masyarakat akhirnya tertuju kepada UU PDP dan juga peningkatan keamanan siber. Isu yang selama ini sama sekali tidak seksi dan tidak diperhatikan masyarakat.

Secara luas Pratama menilai bahwa dengan adanya banyak kasus kebocoran data di lembaga negara serta kementrian, termasuk dihelatnya G20 di Bali sehingga mendorong lahirnya UU PDP, tahun 2022 ini layak disebut sebagai momentum perbaikan dunia siber di Tanah Air.

Baca Juga : Pedoman Pemberitaan Media Siber

Berikut Kaleidoskop Keamanan Siber Di Indonesia Sepanjang Tahun 2022

Januari – Kebocoran Data Bank Indonesia

Kasus keamanan siber di Indonesia pada tahun 2022 di mulai dari kebocoran data Data Bank Indonesia (BI) pada Kamis (20/1). Data itu disebut hasil retasan kelompok geng ransomware Conti. Kabar peretasan tersebut diunggah salah satu platform intelijen bernama Dark Tracer di Twitter.

Februari – BSSN Alami Kebocoran Data
Pada Februari, peretasan yang menimpa BSSN ini membuat halaman di website www.pusmanas.bssn.go.id tidak bisa diakses, dan justru menampilkan halaman bertuliskan “Hacked bt theMxOnday”.

Selain itu di bagian bawah tulisan tersebut juga muncul logo BSSN disertai tulisan “NSA da indonesia pwnetada fsd KKKKKKKKKK”
Maret – Akun Instagram Kemenparekraf Kena Hack
Pada April 2022, akun Instagram Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menghilang secara misterius pada Rabu Pukul 20.06 WIB, (9/3). Meski tanpa penjelasan dari pihak Kemenparekraf sendiri, hilangnya akun tersebut diduga terjadi akibat ulah dari serangan hacker.

April – Melacak Sumber Big Data yang Diklaim Luhut
Bulan April 2022, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan “Big Data” yang pertama kali digaungkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut menyinggung soal big data terkait isu penundaan Pemilu 2024, termasuk di dalamnya ada sekitar 110 juta percakapan di media sosial yang diklaim mendukung penundaan Pemilu 2024.

Menurut hasil riset Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, di Twitter hanya ada sekitar 117.746 perbincangan mengenai dukungan penundaan Pemilu, itu mencakup tweet, reply dan juga retweet). Sementara di pemberitaan online hanya ada sebanyak 11.868 yang memberitakan isu penundaan tersebut.

Mei – Modus Penipuan Mengatasnamakan Bank BCA
Pada bulan Mei 2022, marak merebak penipuan mengatasnamakan Bank BCA dengan tawaran untuk upgrade jadi nasabah prioritas.

Dengan mengatasnamakan Bank BCA, para penipu (fraudster) menelpon dan mengirimkan pesan teks melalui WhatsApp untuk menawarkan kesempatan tersebut.

Mereka memasang jerat phising berupa tautan (link) palsu agar korban mengisi data pribadi perbankan, seperti nomor kartu kredit, password, PIN, hingga kode OTP.

Juli – SuperApp Kominfo
Di bulan Juli ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan telah membuat SuperApp. Yakni sebuah aplikasi super yang akan menggabungkan ribuan aplikasi digital yang selama ini dimiliki Kementerian dan Lembaga Negara.

Karena ternyata selama ini ada sekitar 24.00 aplikasi digital milik Kementerian dan Lembaga Negara yang sayangnya tidak digunakan secara optimal dan efektif. Karena juga tak saling terkoordinasi satu dengan yang lainnya.

Agustus – Kebocoran Data Indihome dan PLN
Kebocoran hingga 17 juta data pengguna PLN terjadi pada Jumat (19/8). Berselang dua hari kemudian, data 26 juta pelanggan layanan internet Indihome juga mengalami kebocoran.

Dengan data yang mencakup informasi pribadi dan browsing history, dua kejadian tersebut cukup menghebohkan masyarakat digital di Indonesia sepanjang bulan Agustus.

September – Kemunculan Bjorka dan UU PDP
Pada bulan September ini Bjorka mulai muncul dengan meretas situs kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Setelahnya ia juga mulai membocorkan data pribadi sejumlah menteri di kabinet pemerintahaan saat ini.

Menyusul aksi Bjorka tersebut yang menuai heboh, DPR bertindak reaktif dengan langsung mengesahkan RUU PDD (Perlindungan Data Pribadi) menjadi Undang-Undang (UU) yang Sah.. Sehingga banyak yang berasumsi kemunculan Bjorka memang dirancang untuk memperkuat dipercepatnya pengesahan RUU tersebut.

Oktober – Bjorka Terus Beraksi
Setelah aksinya di bulan September, Bjorka masih menghebohkan di bulan Oktober dengan sejumlah rentetan aksi pembocoran datanya. Salah satunya dengan membocorkan data 105 juta penduduk Indonesia yang bersumber dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), 1,3 miliar data dari proses registrasi Sim Card, hingga ribuan dokumen kenegaraan.

November – Kebocoran Data MyPertamina dan PeduliLindungi
Masih dari pelaku yang sama, Bjorka, di bulan November 2022 aksinya menyasar pada data aplikasi MyPertamina. Selain itu di bulan yang sama, Bjorka juga membocorkan data  pengguna aplikasi PeduliLindungi.

Desember – Penipuan WhatsApp Pengiriman Paket
Bulan terakhir 2022 diramaikan dengan kejadian penipuan dengan modus melalui pesan WhatsApp yang mengatasnamakan kurir jasa pengiriman paket atau ekspedisi.

Melalui pesan WhatsApp, orang yang mengaku kurir tersebut mengirimkan file yang dikatakan mereka adalah foto paket. Setelah si penerima pesan mengunduh file tersebut, file ternyata adalah APK (Application Package File) yang dija dijalankan akan menguras rekening mobile banking yang dimiliki si penerima.

Baca Juga :Sosok Bjorka Kini Dikabarkan Sudah Dikantongi Pemerintah

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari arahnegeri.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.

Exit mobile version