Jakarta – Vaksinasi gotong royong saat ini sedang dipersiapkan untuk diimplementasikan. Vaksinasi tersebut dilaksanakan oleh pengusaha lewat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan PT Bio Farma (Persero).
Bio Farma telah menghitung berdasarkan fasilitas yang ada, vaksinasi gotong royong bisa dilakukan terhadap 3 juta orang per bulan. Vaksinasi gotong royong menyasar kalangan pekerja termasuk keluarganya yang biayanya ditanggung oleh perusahaan.
“Dari data yang kami dapat minggu terakhir kemarin itu sudah ada 806 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang terdiri dari 65 yang dimiliki oleh Bio Farma dan jaringannya, serta 504 layanan kesehatan BUMN, dan 237 layanan kesehatan swasta,” Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI yang disiarkan secara langsung, Senin (15/3/2021).
Jika diasumsikan tiap-tiap fasyankes tersebut memiliki kemampuan vaksinasi sekitar 75 sampai 100 per hari maka bisa dicapai 3 juta vaksinasi per bulan.
“Artinya dari 806 fasyankes ini kita bisa mendapatkan sekitar 2 sampai 3 juta vaksinasi per bulan,” sebutnya.
Baca juga : Presiden Jokowi Bertolak ke Bali untuk Tinjau Vaksinasi Massal
Namun, lanjut dia angka-angka di atas masih akan berubah tergantung dari kecepatan Bio Farma dalam melakukan klarifikasi terhadap kesiapan fasyankes.
Sementara itu, Kadin mencatat hingga kini 11.542 perusahaan telah mendaftarkan 7.403.356 karyawan untuk ikut vaksinasi mandiri atau gotong royong.
“Total perusahaan yang sudah mendaftar ada 11.542 perusahaan dengan total target vaksinasi sebanyak 7.403.356 orang,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI.
Kadin telah melakukan pendataan atau registrasi untuk para perusahaan pada 28 Januari sampai 28 Februari. Pada tahap pertama itu yang mendaftar ada 9.176 perusahaan dengan total 6.998.235 orang mencakup karyawan dan keluarga karyawan.
Kemudian, atas masukan dari Kementerian BUMN serta komunikasi dengan PT Bio Farma, Kadin kembali membuka pendaftaran kedua pada 10-24 Maret.
“Jadi, kami mulai membuka kembali pada tanggal 10 Maret yang diharapkan sampai dengan 24 Maret, dan data per 14 Maret terjadi di tambahan 2.372 perusahaan,” sebutnya.
Kembali ke Honesti, pihaknya sudah melakukan lobi-lobi ke produsen vaksin dari luar negeri untuk program gotong royong. Pihaknya sudah mendapatkan komitmen sekitar 20,2 juta dosis.
“Kita sudah meminta untuk komitmen dari Sinopharm itu 15 juta dosis itu mulai dari akhir Maret ini ataupun sampai akhir Q2 (kuartal II) 2021 sebanyak 15 juta dosis. Dan juga ada opsi seandainya masih dibutuhkan untuk menambah 15 juta dosis berikutnya,” sebutnya.
“Dan kita dalam proses rolling submission (penyampaian data yang dimiliki Industri Farmasi secara bertahap) ke Badan POM untuk mendapatkan emergency use authorisation-nya (EUA/penggunaan dalam kondisi darurat),” sambung Honesti.
Lalu yang berikutnya adalah vaksin dari Moderna, Amerika Serikat (AS). Kata dia, pihaknya sudah meminta komitmen dari produsen vaksin tersebut untuk menyiapkan 5,2 juta dosis. Registrasi akan dilakukan oleh Bio Farma.
“Tapi kemungkinannya baru akan bisa dikirim awal Q3 tahun ini,” tambahnya.
(toy/zlf)