Jakarta – Satgas Penanganan COVID-19 menjelaskan soal proses mutasi virus Corona (COVID-19). Satgas juga mengungkap relasi varian virus Corona dengan efektivitas vaksin.
Mulanya, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan bahwa mutasi dimulai saat virus menggandakan dirinya. Perubahan yang terjadi saat proses penggandaan diri inilah yang memicu mutasi pada virus.
“Saat sebuah virus menggandakan dirinya, terkadang terjadi sedikit perubahan yang sangat normal untuk virus tersebut. Perubahan-perubahan ini disebut mutasi. Sedangkan virus dengan satu atau lebih mutasi itu disebut varian dari virus aslinya,” kata Wiku dalam jumpa pers yang disiarkan di kanal YouTube Setpres, Selasa (9/3/2021).
“Semakin besar peluang virus menyebar, semakin besar peluang mereka berkembang biak sehingga peluang perubahan terjadi pun semakin besar,” imbuhnya.
Kendati demikian, Wiku mengatakan bahwa vaksin COVID-19 diharapkan dapat memberikan beberapa proteksi saat melawan virus varian baru ini.
Baca juga : Kemenkes : Tak Ada Vaksinasi COVID-19 yang Diselenggarakan di Rumah
“Kurang atau lebih cepat menyebar, atau besar keparahannya yang ditimbulkan, vaksin COVID-19 yang sedang dalam pengembangan atau telah disetujui ini diharapkan dalam dapat memberikan setidaknya beberapa proteksi untuk melawan varian virus baru,” ujarnya.
Menurut Wiku, pada prinsipnya vaksin COVID-19 juga memperhatikan respons imun. Oleh karena itu, lanjutnya, mutasi tidak membuat vaksin COVID-19 menjadi tidak efektif sama sekali.
“Karena pada prinsipnya, vaksin COVID-19 dalam pengembangannya memperhatikan respons imun yang luas dan mempertimbangkan berbagai antibodi dan sel. Oleh karena itu, perubahan atau mutasi pada virus tidak membuat vaksin menjadi tidak efektif sama sekali,” ungkapnya.