Site icon Arah Tujuan Negeri

Airlangga sebut vaksin memecahkan 2 masalah ini,

Detik.com, Jakarta – J.P Morgan memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4% pada 2021, didukung oleh konsumsi sebesar 2,2%, investasi 1,2%, dan net ekspor sebesar 0,7%. J.P. Morgan juga memproyeksikan aliran dana asing akan kembali ke Indonesia.

Hal tersebut didorong oleh sentimen positif, yaitu perkembangan vaksin sebagai key market drivers dan pengesahan UU Cipta Kerja sebagai reformasi kebijakan terbesar sejak tahun 1998 yang bertujuan untuk foreign direct investment (FDI) sera transformasi Indonesia menuju ke negara manufaktur di Asia dan hub technology.

Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengapresiasi optimisme perekonomian Indonesia 2021. Ia mengatakan sumber dari persoalan adalah masalah kesehatan, kepercayaan masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial dan ekonomi menurun sehingga game changer-nya adalah vaksinasi.

“Vaksinasi akan menyelesaikan 2 persoalan sekaligus, kesehatan dan kepercayaan publik untuk kembali beraktifitas dan berkegiatan sosial,” kata Airlangga dalam keterangannya, Rabu (9/12/2020).

Ia mengatakan dengan hadirnya vaksin 1,2 juta dosis di Indonesia, memberikan harapan dan kepercayaan masyarakat. Sebab, Pemerintah berhasil mendapat akses terhadap vaksin yang sudah dirintis sejak awal pandemi di Maret 2020 lalu.

Di sisi lain, pelaksanaan UU Cipta Kerja disebut menjadi reformasi struktural yang telah lama ditunggu dan diyakini sebagai akselerator pertumbuhan perekonomian bangsa yang salah satu tujuan utamanya adalah mendorong penciptaan lapangan kerja melalui pemberian kemudahan berusaha dna investasi.

Penciptaan lapangan kerja sangat mendesak untuk dilakukan, karena 70 juta dari 130 juta angkatan kerja di Indonesia masih bekerja di sektor informal. Apalagi Indonesia memiliki potensi Bonus Demografi dalam 10-15 tahun ke depan, sehingga peningkatan investasi sangat penting untuk penciptaan lapangan kerja,” paparnya.

Ia mengatakan pelaku pasar yakin implementasi UU Cipta Kerja akan memberi banyak kemudahan berusaha dan kepastian pengelolaan investasi hingga tingkat pemerintah daerah. Kin penyusunan peraturan pelaksanaan dari UU Cipta Kerja terus dilakukan dengan membuka partisipasi masyarakat dan stakeholders seluas-luasnya. Dukungan koordinasi yang kuat antara parlemen dan Pemerintah juga menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan UU Cipta Kerja.

J.P. Morgan juga memproyeksikan pasar bursa Indonesia akan terus tumbuh positif didorong kegiatan ekonomi yang mulai pulih dengan dukungan stimulus pemerintah dan implementasi UU Cipta Kerja. Kini ekonomi Indonesia menunjukkan tren pemulihan setelah sempat terkontraksi -5,32% (YoY) pada triwulan kedua 2020, dan membaik pada triwulan ketiga menjadi -3,49% (YoY), atau tumbuh sebesar 5,5% (QtoQ).

Beberapa sektor yang diprediksi akan menjadi kunci pemulihan ekonomi adalah keuangan, infrastruktur/industri, dan korporasi berbasis ekonomi digital sebagai katalisator jangka menengah. Indonesia diyakini akan mengalami booming ekonomi digital dan korporasi berbasis teknologi masa depan.

Saat ini ekonomi internet Indonesia memiliki kapasitas US$ 50 miliar yang terdiri dari 5% PDB dan lebih dari 10% kapitalisasi pasar saham yang memiliki salah satu pertumbuhan tercepat di dunia. Indonesia juga merupakan rumah dari 5 unicorn (Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan OVO) yang diyakini akan menjadi katalisator investasi sebagai the new economy.

Pemerintah Indonesia juga sedang mempersiapkan lembaga pengelola investasi, yakni Sovereign Wealth Fund (SWF) yang diyakini bisa menjadi alternatif pembiayaan untuk pembangunan proyek infrastruktur.

“Saat ini Pemerintah sedang finalisasi 3 RPP terkait SWF, yaitu RPP Lembaga Pengelola Investasi (LPI), RPP Modal Awal LPI dan RPP Perlakuan Perpajakan LPI. LPI akan mengelola investasi, sehingga akan meningkatkan dan mengoptimalkan nilai investasi yang dikelola secara jangka Panjang, dalam rangka mendukung pembangunan secara berkelanjutan,” tutupnya.

Exit mobile version